Selasa, 27 Juli 2010

Dia.....

DIA adalah orang yang ku kenal sejak aku duduk di bangku SMP, awalnya aku tidak sadar bahwa keberadaanku menarik perhatiannya karena aku terkesan wanita yang cuek, hingga akhirnya aku tersadar setelah bertahun-tahun aku mengenalnya, dibalik semua sikap dan perhatiannya untukku ternyata Dia mencintaiku dalam diamnya.
"Kania" suara itu sampai ke telingaku, aku mencari sumber suara yang memanggil namaku.
"Kania, aku disini" ucapnya memperjelas keberadaannya, dan mengagetkanku dari belakang.
"Ya ampun, Reza kamu mengagetkanku" sambil memukul tangannya aku berceloteh kehadirannya membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Kamu baru pulang?" tanyanya mengalihkan pembicaraan dan senyum tercipta di bibir manisnya. Aku akui Dia sosok laki-laki yang manis, perawakannya tidak terlalu tinggi dariku, sekitar 160 cm hanya beda 4 cm dari aku. Dia memiliki kulit putih dan tubuh yang tidak terlalu kurus dan juga tidak terlalu gemuk. Dia laki-laki yang mencintai Tuhannya, Dia bisa menjadi Qori* dalam setiap kegiatan Islami di daerahnya, kebiasaannya ini membuat ku mengagumi sosoknya, Dalam setiap kesempatan jika kita bersama Dia bisa menjadi Imam dalam Shalatku, membimbing ku berdoa dalam setiap sujudku pada_Nya. Seperti malam ini, Dia menjemputku selepas perkuliahan usai.
"Iya, kenapa?" jawabku singkat dan jelas.
"Aku anterin kamu pulang ya" pintanya padaku. Aku mengangguk meng_iya_kan permintaannya. Aku tidak mengerti mengapa aku begitu mengaguminya, tapi aku takut jika perasaan ini benar-benar perasaan sayang untuknya. Aku khawatir jika nantinya akan ada yang kecewa dan dikecewakan.

* * *

Itu adalah sekelumit tentang Aku dan Dia, awal dari kedekatanku dengannya. Awal dari semua keindahan yang berharap keindahan itu adalah buah dari hasil apa yang aku tanam bersamanya. Tapi aku adalah aku dan Dia adalah Dia, kita hanya manusia yang serba kekurangan.
"Apapun yang kau lakukan, aku tetap percaya kamu" ucapku seketika setelah aku membaca pesan singkat di ponselnya dengan nomor yang tak dikenal.
"Aku mohon kau percaya padaku, itu hanya teman perempuanku" jelasnya padaku, seolah ia tidak ingin aku berfikir jelek tentangnya atau memang ia tidak ingin aku tahu tentang kebohongan yang sudah ia rangkai. Entahlah....

Dalam heningnya malam aku bersujud dalam dosa, aku meminta pada_Nya dalam doa.

"Ya Allah....
Jika Kau mengijinkanku bersamanya, maka tunjukkanlah bahwa ia memang baik untukku.
Jika Kau tidak mengijinkanku untuk tetap bersamanya, maka tunjukkan pula bahwa ia memang baik tapi bukan untukku.
Hanya Engkau Sang Pemilik Cinta, cinta dan rasa hadir atas kehendak_Mu.
Dia mencintaiku dan Aku mencitainya atas kehendak_Mu dan bila suatu saat pun kita harus berpisah, aku yakin itu atas kehendak_Mu pula.
Aku hanya meminta berikan aku selalu kekuatan agar aku bisa selalu menjaga rasa cintaku pada_Mu Ya Allah. Amiin...
"

Aku terdiam dalam kesendirianku, malam ini begitu menyapa tubuhku dalam dinginnya. Tubuhku mulai tidak bersahabat dengan cuaca sehingga akhirnya aku memutuskan untuk kembali terlelap dan bermimpi akan kebahagiaan, yang aku yakin bisa aku raih dalam setiap gerak dan langkah di hidupku. Kebahagiaan bersama orang-orang yang aku cintai....

(To be Continue)

*) Qori adalah pembaca Al-Qur'an dalam Islam

3 komentar:

w1r4 mengatakan...

Wah doa yang indah , tawakal dengan selalu husnizhon terhadap semua ketetapan-Nya.
“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS:2:216).
“Sungguh mengagumkan perkaranya seorang mukmin, semua urusan yang ditakdirkan menjadi kebaikan baginya, ketika nikmat datang maka dia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya, ketika musibah menimpa maka dia bersabar dan itu menjadi kebaikan pula baginya”
Lanjutkan cerpennya.
Sukses selalu :).

Hu3 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hu3 mengatakan...

Makasih y mas, udah Comment n ngingetin aku,,,
aku tunggu comment2 lainnya..
:)